Selasa, 27 November 2012

Membangun Desa Ala Mahasiswa



oleh Subekti Hikmanto TEP’11
Tak hanya duduk manis di “bangku kuliah”, mahasiswa jug aharus bergerak untuk meningkatkan kapasitas diri agar bermanfaat bagi bersama. Berkait dengan keiginan, Kementerian Social Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto Jawa Tengah, mengadakan acara bertajuk “Tilik Ndeso Mbagun Ndeso” (Menengok Desa Untuk Membangun Desa).
Program ini di adakan di desa sikapat, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dari pertengahan September sampai awal November 2012.
Bina desa merupakan salah satu program kerja Kementerian Social Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian untuk membangun desa menuju desa madani. Lewat proram itu, di harapkan mahasiswa dapat membantu warga desa untuk mengembangkan potensi sumber daya alam dan suber daya manusia yang ada.
Pelaksanaan bina desa diadakan setiap sabtu dan minggu supaya tidak menggangu waku kuliah, kegiatan ini melibatkan 40 mahasiswa pertanian angkatan 2011.
Salah satu acara wajib mereka adalah member penyuluhan dan pelatihan mengenai budidaya tanaman, pengolahan pangan, serta penggelolaan hama dan penyakit tanaman kepada petani.
Peyuluhan diberikan dosen Fakultas  Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Feperta Unsoed), Prof Loekas Susanto, kedapa warga desa setempat. Misalnya, tentang bagaimana sebaiknya menggunakan pupuk organik.

Warga Sikapat pada umumnya masih melakukan pola budidaya  pertanian konvensional dengan menggunakan pestisida unutuk mengusir hama. Selain itu memperkenalakan penggunaan pupuk organic, Prof Loekas juga menjelaskan bahaya menggunakan pestisida yang berlebihan sehingga mencemari air dantanah. Itulah mengaapa penggunaan pestisida silakuakn secara teratur.
Mengajar
Bina desa tidak hanya fokus pada berbagai penegetahuan dalam bidang pertanian, mahasiswa Feperta juga mengajar Matematika dan Bahasa Inggris kepada siswa SD di desa tersebut.
“Acara bina desa tidak serata-merta berakitan dengan pertanian saja, tetapi juga dalam bidang social masyarakat. Salah satunya mahasiswa juga harus mengajar adik-adik pelajar disini” Ujar Azam Pamungkas, Ketua Panitia Bina Desa Sikapat.
Pameran produk pertanian,  misalnya, menampilkan pengolahan singkong menjadi makanan bernama bola-bola singkong dan brownies. Penganan tersebut merupakan hasil karya Ibu PKK  Desa Sikapat. Ada pula pembagian bibit pohon jambu.
Pameran produk dan hiburan rakyat seperti musik pun menjadi bagian dari acara puncak bina desa. “Saya bersyukur, Fakultas Pertanian Unsoed mau mengadakan acara bina desa seperti ini,” ujar Minarto, warga Desa Sikapat.
Kegiatan ini juga dikikuti mahasiswa Kedokteran Gigi Unsoed yang berkerja sama dengan Mahasiswa Faperta Unsoed untuk memandu simulasi mengosok gigi yang benar kepada anak-anak di desa itu.
Acara lain yang diadakan mahasiswa adalah lomba cerdas cermat dan lomba membaut kerajian dari kertas. Lomba tersebut di ikuti siswa-siswi SD Sikapat 1 dan 2.
Warsito, perwakilan dari Faperta, mengatakan kegiatan seperti bina desa menunjukan bahwa mahasiswa pertanian juga kreatif dan inovatif. Menurut dia, kegiatan tersebut perlu ditularkan kepada mahasiswa dari fakultas lain.
Hal ini senada di sampaikan Presiden BEM Keluarga Mahasiswa Faperta Unsoed Faris Karamatul Malik. “Kegiatan ini mendapat apresiasi luar biasa dari masyarakat desa. Saya berharap bina  des adapt terus berjalan,” ujarnya.
Manfaat kegiatan bina desa tidak hanya dirasakan warga desa setempat. Mahasiswa pun mndapat kesempataan unuuk mengaplikasikan langsung ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari kampus. Bina desa juga meningkatkan peran mahasiswa dalam pengabdian kepada masyarakat.

sumber Kompas, Selasa 27 November 2012 (hal 35)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar