oleh Subekti Hikmanto TEP’11
Tak hanya duduk manis di “bangku
kuliah”, mahasiswa jug aharus bergerak untuk meningkatkan kapasitas diri agar
bermanfaat bagi bersama. Berkait dengan keiginan, Kementerian Social Masyarakat
Badan Eksekutif Mahasiswa Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
Jawa Tengah, mengadakan acara bertajuk “Tilik Ndeso Mbagun Ndeso” (Menengok Desa
Untuk Membangun Desa).
Program ini di adakan di desa
sikapat, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dari pertengahan
September sampai awal November 2012.
Bina desa merupakan salah satu
program kerja Kementerian Social Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
Pertanian untuk membangun desa menuju desa madani. Lewat proram itu, di
harapkan mahasiswa dapat membantu warga desa untuk mengembangkan potensi sumber
daya alam dan suber daya manusia yang ada.
Pelaksanaan bina desa diadakan
setiap sabtu dan minggu supaya tidak menggangu waku kuliah, kegiatan ini
melibatkan 40 mahasiswa pertanian angkatan 2011.
Salah satu acara wajib mereka
adalah member penyuluhan dan pelatihan mengenai budidaya tanaman, pengolahan pangan,
serta penggelolaan hama dan penyakit tanaman kepada petani.
Peyuluhan diberikan dosen Fakultas
Pertanian Universitas Jenderal Soedirman
(Feperta Unsoed), Prof Loekas Susanto, kedapa warga desa setempat. Misalnya,
tentang bagaimana sebaiknya menggunakan pupuk organik.
Warga Sikapat pada umumnya masih
melakukan pola budidaya pertanian
konvensional dengan menggunakan pestisida unutuk mengusir hama. Selain itu
memperkenalakan penggunaan pupuk organic, Prof Loekas juga menjelaskan bahaya
menggunakan pestisida yang berlebihan sehingga mencemari air dantanah. Itulah
mengaapa penggunaan pestisida silakuakn secara teratur.
Mengajar
Bina desa tidak hanya fokus pada
berbagai penegetahuan dalam bidang pertanian, mahasiswa Feperta juga mengajar Matematika
dan Bahasa Inggris kepada siswa SD di desa tersebut.
“Acara bina desa tidak serata-merta
berakitan dengan pertanian saja, tetapi juga dalam bidang social masyarakat.
Salah satunya mahasiswa juga harus mengajar adik-adik pelajar disini” Ujar Azam
Pamungkas, Ketua Panitia Bina Desa Sikapat.
Pameran produk pertanian, misalnya, menampilkan pengolahan singkong
menjadi makanan bernama bola-bola singkong dan brownies. Penganan tersebut
merupakan hasil karya Ibu PKK Desa
Sikapat. Ada pula pembagian bibit pohon jambu.
Pameran produk dan hiburan rakyat
seperti musik pun menjadi bagian dari acara puncak bina desa. “Saya bersyukur,
Fakultas Pertanian Unsoed mau mengadakan acara bina desa seperti ini,” ujar
Minarto, warga Desa Sikapat.
Kegiatan ini juga dikikuti
mahasiswa Kedokteran Gigi Unsoed yang berkerja sama dengan Mahasiswa Faperta
Unsoed untuk memandu simulasi mengosok gigi yang benar kepada anak-anak di desa
itu.
Acara lain yang diadakan mahasiswa
adalah lomba cerdas cermat dan lomba membaut kerajian dari kertas. Lomba tersebut
di ikuti siswa-siswi SD Sikapat 1 dan 2.
Warsito, perwakilan dari Faperta,
mengatakan kegiatan seperti bina desa menunjukan bahwa mahasiswa pertanian juga
kreatif dan inovatif. Menurut dia, kegiatan tersebut perlu ditularkan kepada
mahasiswa dari fakultas lain.
Hal ini senada di sampaikan
Presiden BEM Keluarga Mahasiswa Faperta Unsoed Faris Karamatul Malik. “Kegiatan
ini mendapat apresiasi luar biasa dari masyarakat desa. Saya berharap bina des adapt terus berjalan,” ujarnya.
Manfaat kegiatan bina desa tidak
hanya dirasakan warga desa setempat. Mahasiswa pun mndapat kesempataan unuuk
mengaplikasikan langsung ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari
kampus. Bina desa juga meningkatkan peran mahasiswa dalam pengabdian kepada
masyarakat.
sumber Kompas, Selasa 27 November 2012 (hal 35)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar